Ahad, 14 April 2013
Jalan Menuju Bahasa
Berpuluh tahun menyusur jalan berlumpur
bakti ditabur dengan jerih yang luhur
antara air mata yang gugur dan gelisah bertabur
dipimpinnya tangan bangsa dengan jujur.
Di sepanjang jalan menuju bahasa
tidak mungkin dilupakan sebaris nama
meski ada yang menyusur jalan pulang
tanpa sempat jari memetik buah ranum
di pohon rimbun dan dahan rendang
segala yang manis dikecapi sekarang.
Meski sesekali curiga datang menggoda
dan wasangka mengepung minda
manisnya usah sesekali diluahkan
dan pahit ush dijilat kembali
di bibir bangsa tetap mengenang
nama yang pernah mengharung
jalan menuju bahasa penuh simpang.
Sahrunizam Abdul Talib
Bera, Pahang.
Sumber : Dewan Bahasa, April 2013
sungguh sedap puisi ini..
BalasPadam