Khamis, 10 Disember 2009

MENJIWAI BANGSA BERBAHASA


i
Bahasa itu jiwa bangsa
mendorong minda menyuruh
jiwa berbahasa
meneraju diri terhebat
di persada
kita memang pandai
berbahasa
gah digelar adaptor
tatabahasa
ada kala kita membahasakan
sesekali kita dibahasakan
menguntai dalam ragam
kebahasaan.

ii
Dalam bahasa ada jiwa
dalam jiwa bersemi bahasa
mendukung bangsa generasi
berwibawa
afiliasi seni tidak ternilai
harganya.

iii
Berbicara dalam bahasa
harus diiring dengan
santunnya
agar kesinambungan terus
membudaya
pegangan nusa turun-temurun
selamanya.

iv
Kita kata, kita sayang bahasa
kita ujar, kita cinta bahasa
kita uar-uar, kita kasih bahasa
mana buktinya?
Apa dalil pengesah yang
dikata?
Takut nanti, tiada yang
terkota.

v
Mengadaptasi bicara
memang mudah
berbahasa sebenarnya yang
agak susah
hingga yang murni semakin
kehilangan indah
apakah itu tanda kita tewas
rela membiar bahasa kita
menuju tumpas
sedangkan berdekad abad
bahasa ini masyhur antara
yang teratas.

vi
Mana bangsaku yang hebat
bermadah
mana generasiku yang gah
berhujah
mana semua impian yang
satu
yang sering diungkap penuh
petah
mari bersatu kukuhkan
ukhuwah
menyatu dalam satu bahasa
berpadu menuju satu jiwa
menjiwai kehidupan yang
bukan sekadar legenda
tetapi harapan yang penuh
aspirasi bertaraf dunia.

vii
Lindungi bahasa kita
naungi bahasa yang
dibangga
martabatkan bahasa titipan
ibunda
biar ia terus diperkasa
bukan ditinggal hilang serinya
biar terus diguna melata
bukan dieksploitasi perosak
tamadun manusia
kerana jiwa kita
jiwa berbahasa
kerana bangsa kita
bangsa pendukung bahasa.

NAJMIEZA
Bandar Seri Jempol, NS

Sumber : http://www.bharian.com.my/

Tiada ulasan:

Catat Ulasan