Ketika lahir
kita hanya pandai menangis
bertatih menyebut ABC
sehinggalah fasih berbahasa
bahasa ibunda lidah bangsa.
Ketika membesar
kita dihidang selautan ilmu
bahasa ibunda perantaraannya
pucuk ilmu menjulang langit dunia
dikagumi bangsa seluruhnya
sebelum kompas bahasa terkehel.
Kita pun meratap
dalam sendu bahasa diganyang
menggarap erti globalisasi
konon lidah kita tidak betah
mengungkap kebijaksanaan
konon kita hanya maju
jika berbahasa bekas tuan.
Ayuh
kita jerit
lagi dan lagi
"Bahasa Jiwa Bangsa!"
NAIMISA
Sentul, KL
Sumber : http : //www.bharian.com.my/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan