Jumaat, 1 Februari 2013

HIKMAH DI SEBALIK SAKIT


Entri pada hari ini , saya catatkan sebagai nukilan  sebelum melelapkan mata dan sebagai peringatan kepada diri saya yang sudah  hampir seminggu diuji dengan gangguan  kesihatan (demam) yang seperti belum mahu surut. 

Sebagai hamba Allah, setiap yang berlaku kepada kita sudah tentu ada sebabnya.

Rasulullah  pernah bersabda, “Aku mengagumi seorang mukmin kerana selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menempuhinya dengan sabar) bahawa di dalamnya ada kebaikan pula.” (HR Muslim)

Itulah gambaran seorang mukmin. Setiap aktiviti dalam kehidupannya  selalu mendatangkan kebaikan. Dalam hadis itu,  Rasulullah menjelaskan dua keadaan yang ada dalam diri manusia,  iaitu kesenangan dan kesedihan. Dua keadaan itu dapat membezakan  yang mana antara mereka termasuk dalam kalangan orang mukmin atau orang yang tidak beriman . Orang-orang mukmin selalu besyukur ketika memperoleh kesenangan dan selalu bersabar ketika  ditimpa  musibah.

Syukur ketika memperoleh  kebaikan atau kesenangan adalah sesuatu yang  mudah untuk dilakukan  tetapi sabar ketika ditimpa musibah adalah sesuatu sangat sulit untuk dilakukan. Hal itulah yang akan membezakan tingkatan  keimanan seseorang. Semakin besar  ujian yang diterima  dan dia dapat bersabar maka semakin tinggi  pula darjat seseorang di sisi Allah SWT.

Salah satu ujian kesabaran bagi seorang muslim adalah sakit. Sakit bagi seseorang memiliki banyak hikmah

Pernah diriwayatkan Rasulullah menjenguk Salman al-Farisi yang tengah berbaring sakit. Rasulullah bersabda. “Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu di kala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan daripada  Allah SWT, doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu.”

Rasulullah turut melarang untuk mencela penyakit. Ketika Ummu Saib sakit demam dan mencela penyakit yang menimpanya, Nabi bersabda. “Janganlah kamu mencela demam. Kerana sesungguhnya demam itu mengikis kesalahan anak cucu Adam sebagaimana bara api mengikis keburukan besi.” (HR. Muslim)

Sebab itu, apabila kita sakit maka kita perlu sentiasa ingat bahawa ada yang tersirat di sebalik sakit yang datang itu. Selain daripada Allah ingin menghapuskan dosa, sakit juga adalah peringatan yang datang daripada Allah kepada kita.

Hikmah Sakit

Dalam sebuah buku yang berjudul Yas ’alunaka fi al-Dinwa al-Hayat dan dikutip dalam Tabloid Syiar, Dr. Ahmad al-Syurbasi menulis ada lima hikmah daripada  sakit yang dialami manusia.

Pertama, sakit merupakan kesempatan untuk beristirahat.

Kecenderungan manusia saat sihat adalah memperlakukan tubuhnya laksana robot. Ia terus bekerja demi mengejar kenikmatan dan kesenangan materi tanpa henti dan tanpa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Ia tidak menyedari bahwa otot-otot yang ada dalam tubuhnya memiliki keterbatasan. Maka ketika seseorang sakit, ia memperoleh kesempatan untuk beristirahat, sambil melakukan introspeksi dan berfikir untuk memperbaiki pola hidupnya setelah ia sembuh nanti.

Kedua, sakit merupakan pendidikan.

Ketika seseorang sakit parah, ia akan memahami betapa mahalnya nilai kesihatan. Ia pun rela mengeluarkan segala yang ia miliki demi kesembuhan penyakitnya.Ketika seseorang sakit, ia akan merasakan betapa nikmatnya selalu ditemani, dilayani, disediakan makanan, dan yang paling nikmat dihibur. Maka, setelah sembuh nanti, ia akan tahu apa yang harus ia lakukan ketika orang lain yang sakit.

Ketiga, sakit merupakan teguran atas kesombongan manusia.

Ketika sihat, manusia terkadang bertingkah seolah-olah dialah yang paling gagah, paling berkuasa dan paling berpengaruh. Tapi ketika sakit menderanya, segagah apapun menusia, sebesar apapun manusia dan sebesar apapun pengaruhnya, ia tidak dapat beranjak dari tempat tidurnya. Ketika itu, ia tidak lebih daripada  selonggok tulang dan darah yang dibungkus kulit.

Keempat, sakit merupakan kesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa.

Hal ini bukan hanya dilakukan oleh yang soleh, orang sejahat apapun ketika sakit parah tak bisa berbuat apa-apa. Tangannya tidak ringan lagi. Mulutnya tak mampu mencacimaki lagi. Yang ada hanyalah penyesalan dan penyeselan. Di samping itu, sakit yang dideritai manusia merupakan kesempatan untuk memohon ampun atas dosa-dosanya. Dalam hadis diterangkan. “Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, kebingungan, kesedihan dan keruwetan hidup, atau bahkan tertusuk duri, kecuali Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Muttafaq Alaih).

Kelima, sakit merupakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan keluarga dan sosial.

Ketika seseorang sakit, kerabat dekat akan semakin dekat, kerabat jauh akan menjadi dekat dan yang kenal akan semakin akrab. Ketika seorang anak sakit, orang tua akan semakin sayang dan memberikan perhatian terhadap anaknya. Sebaliknya, ketika orang tua sakit, sang anak akan semakin sayang dan hormat kepada orang tuanya.

Mudah-mudahan Allah sentiasa memberikan peringatannya kepada kita.

1 ulasan:

  1. Ya Allah, trma kasih cikgu, catatan ini membuatkn ibu sy gmbira ttg ujian yg Allah berikn utk ibu di saat sy bacakn hikmah sakit utknya... Alhamdulillah, ibu saya tlh pun pergi menghadap Allah 1/10/2013 dlm keadaan cukup tenang,cukup indah.. ALLAHURABBI ;)

    BalasPadam